MANAJEMEN
PEMASARAN GLOBAL
(MANAJEMEN KEUANGAN DAN MANAJEMAN KEUANGAN
INTERNASIONAL)
Disusun Oleh:
Nama / NPM :
Faezal Kukuh Nugraha / 12215364
Kelas :
4EA27
Mata Kuliah :
Manajemen Pemasaran Global
Dosen :
Wigiyanti
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2018
Manajemen
Keuangan
Manajemen
keuangan merupakan segala kegiatan atau aktivitas perusahaan yang berhubungan
dengan bagaimana cara memperoleh pendanaan modal kerja, menggunakan atau
mengalokasikan dana, dan mengelola aset yang dimiliki untuk mencapai tujuan
utama perusahaan.
Tujuan
Manajemen Keuangan
Tujuan
utama Manajemen
Keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai yang dimiliki
perusahaan atau memberikan nilai tambah terhadap asset yang dimiliki oleh
pemegang saham.
Ruang
Lingkup Manajemen Keuangan
Ruang
Lingkup Manajemen Keuangan terdiri dari:
1.
Keputusan Pendanaan,
meliputi kebijakan manajemen dalam pencarian dana perusahaan, misalnya
kebijakan menerbitkan sejumlah obligasi dan kebijakan hutang jangka pendek dan
panjang perusahaan yang bersumber dari internal maupun eksternal perusahaan.
2.
Keputusan Investasi, Kebijakan penanaman modal perusahaan
kepada aktiva tetap atau Fixed Assets seperti gedung, tanah,
dan peralatan atau mesin, maupun aktiva finansial berupa surat-surat berharga
misalnya saham dan obligasi atau aktivitas untuk menginvestasikan dana pada
berbagai aktiva.
3.
Keputusan Pengelolaan Aset,
Kebijakan pengelolaan aset yang dimiliki secara efisien untuk mencapai tujuan
perusahaan.
Fungsi
Manajemen Keuangan
Fungsi
utama Manajemen
Keuangan adalah sebagai berikut:
1.
Planning atau Perencanaan Keuangan, meliputi
Perencanaan Arus Kas dan Rugi Laba.
2.
Budgeting atau Anggaran, perencanaan
penerimaan dan pengalokasian anggaran biaya secara efisien dan memaksimalkan
dana yang dimiliki.
3.
Controlling atau Pengendalian Keuangan,
melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan
perusahaan.
4.
Auditing atau Pemeriksaan Keuangan, melakukan
audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar sesuai dengan
kaidah standar akuntansi dan tidak terjadi penyimpangan.
5.
Reporting atau Pelaporan Keuangan, menyediakan
laporan informasi tentang kondisi keuangan perusahaan dan analisa
rasio laporan keuangan.
Analisa Rasio Keuangan
Alat
analisis yang sering digunakan untuk mengetahui kondisi dan prestasi keuangan
perusahaan. Tolak ukurnya biasanya dengan membandingkan kenaikan atau penurunan
prestasi antara dua laporan posisi keuangan pada dua periode waktu tertentu.
Analisa
Rasio Keuangan yang umum dipakai dikelompokkan sebagai berikut:
1.
Liquidity Ratio, nilai rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban finansial dalam jangka pendek.
Laporan berupa analisa Current Ratio dan Working
Capital to Total Asset (WCTAR).
2.
Leverage Ratio , rasio
untuk menilai seberapa besar dana yang diberikan oleh pemegang saham atau
owner dibandingkan dengan dana yang diperoleh dari pinjaman dari dari
pihak kreditur. Laporan berupa Total Debt to Assets (DAR),
Total Debt to Equity (DER).
3.
Activity Ratio, rasio ini digunakan untuk mengukur
efektivitas manajemen dalam menggunakan sumber dayanya. Semua rasio aktifitas
melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai
jenis aset yang dimiliki. Laporan analisa berupa Total Asset Turn Over
(ATO), Working Capital Turn Over (WCTO), Total Equity
to Total Asset (EA).
4.
Rentability Ratio, rasio ini digunakan untuk menilai
tingkat efektifitas manajemen yang dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap
penjualan dan investasi perusahaan. Laporan analisa berupaReturn on Equity (ROE), Return
on Assets (ROA), Earning Power of to Total Invesment (EPTI), Gross
Profit Margin (GPM), dan Operating Income (OI).
Manajemen
Keuangan Internasional
Manajemen
keuangan internasional ialah perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian
Keuangan Perusahaan Multinasional (Multinational Corporation yang lazim disebut
MNC). Perusahaan multinasional ialah perusahaan yang beroperasi di seluruh
dunia. Mereka adalah perusahaan-perusahaan besar yang dimiliki oleh kaum
kapitalis global yang pusatnya di Kanada, Amerika Serikat, Jepang, Jerman,
Italia, Perancis, dan Inggris. Perusahaan-perusahaan itu lazim disebut
konglomerat global atau kapitalis global. Mereka tidak mengenal negara, bangsa,
tanah air, dalam mengembangkan kapitalnya. Dewasa ini perusahaan-perusahaan
tersebut menguasai ekonomi dunia, dan menguasai ekonomi negara-negara sedang
berkembang di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Tujuan mereka yang utama adalah
mencari keuntungan.
Keuangan
internasional penting bagi: (1) ekspansi perusahaan multinasional
(MultiNational Corporation atau MNC) ke Negara-negara sedang berkembang (NSB),
(2) ekspansi ideology globalisasi, dan (3) perdagangan internasiolan
(Ekspor-impor). Parapemikir ekonomi liberal menyatakan bahwa ekspansi MNC
ke negara-negara sedang berkembang merupakan lokomotif pembangunan di NSB, oleh
sebab itu kehadirannya sangat diharapkan. Untuk menyakinkan rakyat di
negara-negara yang sedang berkembang bahwa MNC itu penting, dipromosikan
ideoloi globalisme, tanpa MNC tidak akan ada pembangunan di negara-negara
sedang berkembang karena mereka kukurangan modal, ilmu, teknologi, dan tenaga
ahli.
Secara
rasional, ekspansi MNC ke NSB disebabkan karena: (1) investasi jenuh di
negara-negara MNC, (2) di NSB sumber daya alam melimpah, (3) di NSB tenaga
kerja murah, (4) di NSB kapitalis-birokrat tumbuh subur, (5) di NSB kapitalis
komprador sangat loyal kepada MNC, (6) di NSB pasar potensial bagi kapitalis
global, (7) di NSB system perpajakan fleksibel, (8) di NSB kebijakan bea-cukai
(pelabuhan) fleksibel, (9) di NSB Undang-undang Perburuhan memihak kapitalis,
(10) di NSB pemerintahnya memberi jaminan keamanan investasi, (11) di NSB
memberi kebebasan transfer modal dan laba bagi kapitalis global, (12) di NSB
system perbankan fleksibel.
Manajemen
keuangan internasional meliputi aktivitas: (1) aliran financial, yaitu arus
masuk modal dan pinjaman, (2) aliran riil, yaitu arus masuk barang dagangan
barang (bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi, (3) aliran
budaya, yaitu arus masuk ilmu pengetahuan, teknologi, dan pola pikir dan
perilaku. Hakikatnya manajemen keuangan internasional adalah eksport capital,
budaya, dan barang dagangan dari negara-negara kapitalis maju ke negara-negara
sedang berkembang.
Bagi
Negara sedang berkembang (NSB) hadirnya MNC adalah merupakan bentuk “kolonisasi
modern” yang dibawa oleh proses globalisasi. Banyak cendekiawan berinisiatif
melawannya. Mereka mengatakan bahwa globalisasi adalah rekayasa manusia MNC
untuk menguasai ekonomi, sosial, politik, dan budaya (pendidikan) negara-negara
sedang berkembang. Namun, dibalik itu semua ada setitik keuntungan yaitu: (1)
dapat memanfaatkan keunggulan komparatif, (2) transfer ilmu pengetahuan dan
teknologi. Risiko yang dihadapi NSB adalah: (1) ketidakpastian nilai tukar
valuta asing, karena nilai mata uang dapat dipermainkan oleh kapitalis global,
(2) risiko negara (country risk) yang tinggi, MNC dapat menguasai politik NSB
karena ekonominya telah dihegemoni dan di dominasi.
Bagaimanapun
juga, manajemen keuangan internasional itu penting dipelajari karena dapat: (1)
membantu manajer keuangan dalam memprediksi kejadian-kejadian internasional dan
dampak kejadian-kejadian internasional terhadap keputusan keuangan perusahaan,
(2) mengetahui siklus ekonomi dunia (tumbuh, krisi, recovery), (3) mengetahui
kelebihan MNC dalam memberdayakan NSB sehingga NSB tergantung kepadanya, (4)
mengetahui moral bangsa (patriot, kapitalis birokrat, kapitalis komprador), (5)
memahami karakter MNC yang hanya berorientasi mencari keuntungan tanpa peduli
nasib banyak rakyat yang dikuasainya, (6) mengetahui aliran dana dari negara
maju ke NSB dan dari NSB ke negara maju.
1. Sistem Moneter Internasional
Sistem
moneter internasional ialah struktur, instrument, institusi, dan perjanjian
yang menentukan kurs atau nilai berbagai mata uang di dunia, termasuk juga
penyesuaian aliran modal dan perdagangan internasional, dan neraca pembayaran.
Sistem tersebut dirancang oleh kaum kapitalis global untuk mempermudah
pengembangan kapitalnya melalui lembaga international monetary fund atau IMF
dan Bank Dunia.
Bermacam-macam
system moneter internasional yang lazim digunakan antara lain adalah: (1) fixed
exchange rate, atau kurs tetap, (2) floating exchange rate
(free float), atau kurs mengambang, (3) managed float, atau
mengambang terkendali, (4) Target zone arrangement, atau
pengaturan zona target, (5) pegged, atau kurs tertambat, (6) crawling
peg, atau tertambat merangkak, (7) pegged to a basket, atau
tertambat pada sekeranjang mata uang.
a. Fixed
Exchange rate (kurs tetap)
- Pemerintah
menjaga nilai mata uang pada tingkat yang ditetapkan membeli atau menjual
valuta asing.
- Kebijakan
pemerintah dalam menjalankan devaluasi atau revaluasi:
1. Membiayai
defisit transaksi berjalan melalui pinjaman luar negeri. Yang disebut defisit
transaksi berjalan adalah defisit perdagangan luar negeri, artinya impor lebih
kecil daripada eksport, misalnya Indonesia impornya US$8 dan
ekspornya US$ 5, maka defisit transaksi berjalan (current account)
adalah US$3.
2. Pengetatan
anggaran belanja Negara
3. Pengendalian
harga dan upah
4. Pengendalian
kurs
Defisit transaksi berjalan dapat dibiayai utang luar negeri jangka pendek.
Jika Negara sulit membayar bunga dan angsuran pinjaman, kreditur akan
mengalihkan modalnya ke negara yang lebih profitable (kasus Meksiko pada 1974
membiayai defisit transaksi berjalan dengna utang jangka pendek, tahun 1982
kreditur menarik modalnya).
b. Floating
exchange rate or free float (kurs mengambang bebas)
Permintaan dan penawaran pasar valas dipengaruhi oleh tingkatan harga, suku
bunga, dan pertumbuhan ekonomi.
c. Managed
float or dirty float (mengambang terkendali)
Nilai tukar mata uang ditentukan oleh pemerintah, tetapi diambangkan
biasanya diturunkan nilai berdasarkan keputusan pemerintah. Misalnya, kurs
rupiah terhadap US$, dari US$ 1= Rp. 400, kemudian naik menjadi US$1= Rp.
600, kemudian naik menjadi US$1=Rp. 900, dan seterusnya, sampai US$1=2.400
1. Untuk mengurangi
fluktuasi kurs dan tidak stabilnya perekonomian
2. Intervensi bank
sentral
- Mengurangi
fluktuasi harian (smoothing out daily fluctuations)
- Cenderung
melawan angina (leaning against the wind)
- Tertambat
tak resmi (unofficial pegging)
d. Target Zone
arrangement (Pengaturan zona target)
Sistem moneter Eropa/joint float, system mata uang gabungan untuk
menanggulangi perubahan kurs.
e. Pegged (kurs
tertambat)
Suatu negara menetapkan nilai mata uangnya berdasarkan nilai mata uang satu
atau sekelompok negara. Dolar AS dipakai patokannilai mata uang 50 negara,
Frane Perancis dipakai 14 negara Afrika, Ruble Rusia dipaia 6 negara ex Uni
Soviet.
f. Crawling
peg (kurs tertambat merangkak)
Suatu negara menetapkan nilai mata uangnya dikaitkan dengan nilai mata uang
negara lain, tetapi diadakan perubahan tahap demi tahap.
g. Pegged
to a basket (kurs tertambat pada sekeranjang mata uang)
Sekitar 34 negara menambatkan mata
uangnya pada sekeranjang mata uang negara mitra dagang mereka.
2. Sejarah Perkembangan Sistem
Monter Internasional
Sejarah
perkembangan system moneter internasional ialah perkembangan kapitalis global
dalam usahanya mengembangkan kapitalnya. Perkembangan itu melalui perdagangan,
perang, penjajahan, dan melalui penentuan standar mata uang. Khusus
perkembangan nilai tukar mata uang adalah sebagai berikut
1. Standar emas
(1821-1914)
1 ons emas = US$ 20.67 atau £4.2474, maka kurs dolar AS dengan pound = US$
20.67/£4.2474 = US$ 4.86656/£
2. Periode Perang
Dunia 1918-1940
Setelah perang dunia pertama kondisi ekonomi Negara-negara
kolonialis-kapitalis makin hancur. Krisis ekonomi kapitalis 1930-an pemicu
perang dunia kedua, karena mereka saling berebut koloni-koloni yang
menghasilkan bahan mentah
3. Persetujuan
Bretton Woods, 1945-1971
Negara-negara bekas kolonialis atau Negara-negara kapitalis membentuk
lembaga keuangan internasional: international monetary fund (IMF)
dan World Bank. Tujuannya menyelamatkan ekonomi ex Negara-negara kolonialis-kapitalis
yang hancur akibat perang dunia kedua. Menetapkan US$ sebagai standar
system moneter internasional. Berlaku kurs tetap, semua negara harus mematok
nilai tukarnya dengan US$.
4. Sistem Kurs
mengambang, 1971-sekarang
Kekuatan ekonomi AS rapuh, US$ tidak mampu dijadikan patokan nilai tukar.
5. Sistem moneter
Eropa (anggota 12 negara)
Maret 1979 masyarakat ekonomi Eropa membuat system satu mata uang Eropa.
Tujuannya: membuat benteng pertahanan terhadap persaingan dagang dengan Jepang
dan Amerika Serikat. Nilai tukar Negara anggota tidak boleh berfluktuasi
melebihi 2,25%.
6. Eurocurrencies
Dipandang sebagai jenis mata uang. Kenyataannya adalah mata uang domestic
suatunegara yang didepositokan di negara lain.
Berdasarkan uraian di atas dapat dirangkum antara lain sebagai berikut:
1. Jika nilai mata
uang suatu negara ditentukan oleh pemerintah, maka disebut system kurs
tetap. Sedangkan jika nilai mata uang diserahkan mekanisme pasar
disebut kurs mengambang. Suatu mata uang disebut konvertibel jika mata uang
tersebut bias dipertukarkan secara bebas dengan mata uang negara lain.
2. Ada 7
alternatif system kurs yaitu mengambang bebas, mengambang terkendali,
pengaturan zona target, system kurs tertambat, tertambat merangkak, tertambat
pada sekeranjang mata uang, dan system kurs tetap. System moneter internasional
dimulai 1821 sejak perang Napoleon dengan berlaku standar emas. Pada tahun
1919-1925 kurs berflutuasi, 1925-1931 standar emas, 1931-1940 nasionalisme
moneter, 1945-1971 Bretton woods, 1971-sekarang kurs mengambang
3. Pada 1979 sistem
moneter Eropa anggota 12 negara, mata uangnya disebut ECU (Europe Currency
Unit). Indexnya disebut Excange Rate Mechanism (ERM). Dari ECU dihitung
kurs bilateral. Eurocurrencies adalah mata uang domestic suatu Negara yang
didepositokan di Negara lain selama tiga bulan atau lebih. Pertumbuhan
Eurocurrencies bertambah dalam jumlah jutaan dolar setiap bulannya.
3. Neraca Pembayaran
Neraca
pembayaran ialah sejumlah pembayaran (atau penerimaan) suatu Negara kepada
Negara lain akibat import-eksport dan arus modal masuk dari kapitalis global.
Neraca pembayaran alatnya adalah nilai tukar mata uang. Jika penawaran uang
naik, nilai tukarnya depresiasi, dan jika permintaan naik, nilai tukarnya
apresiasi. Misalnya AS ekspor-Impor ke Inggris:
a. Ekspor AS “menimbulkan
permintaan dolar bagi importif” karena importer membuatkan pembayaran dengan
dollar, bagi eksportir menimbulkan penawaran dolar karena ia menerima dollar
dan menyimpan di bank (supply money).
b. Impor AS “menimbulkan
penawaran dolar bagi eksportir” karena eksportir membutuhkan dolar maka
menimbulkan permintaan dolar
“Semua transaksi internasional yang
meningkatkan permintaan terhadap mata uang suatu negara dicatat sebagai kredit
di neraca pembayaran negara tersebut dan diberi tanda positif, sebaliknya
setiap transaksi yang meningkatkan penawaran terhadap mata uang suatu Negara,
dicatat sebagai debit dan diberi tanda negatif.
Aliran barang dan Jasa Internasional
Aliran
barang dan jasa internasional dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Produk nasional
= konsumsi + tabungan
2. Pengeluaran
nasional = konsumsi + investasi
3. Pendapatan
nasional – pengeluaran nasional = tabungan – investasi
4. Pendapatan
nasional > pengeluaran nasional = Surplus capital – investasi ke luar
negeri, lahir perusahaan global atau multinational corporation (MNC) yang
kemudian melahirkan “kolonialisme modern”
5. Tabungan =
investasi domestic + investasi asing. Negara-negara kapitalis pada umumnya
memiliki tabungan, sedangkan Negara-negara sedang berkembang pada umumnya tidak
memiliki tabungan, hal itu dapat dibuktikan investasi dalam negeri pelakunya
adalah modal asing.
Lembaga keuangan Internasional
1. IMF, dibentuk
di Bretton Woods, New Hampshire, Juli 1944 oleh kaum kapitalis
internasional. Tujuannya: kerjasama moneter internasional, stabilitas kurs,
menyediakan dana pinjaman untuk memperbaiki neraca pembayaran, meningkatkan
mobilitas dana antar negara, mewujudkan perdagangan bebas.
2. Bank dunia
(international bank for reconstruction and development), 1944, tujuan: memberi
pinjaman untuk pembangunan ekonomi.
3. IFC
(International Finance Corporation), membantu swasta
4. IDA (International
Development association) pembangunan ekonomi
5. BIS (Bank for
International Settlement), krisis keuangan
6. RDA (Regional
Development Agencies), pembangunan ekonomi regional (Asia, Afrika, Amerika
Latin).
4. Mekanisme Penentuan Kurs Mata Uang
Kurs
adalah perbandingan nilai antar mata uang, atau harga suatu mata uang. Nilai
kurs Rupiah (Rp) per US$ Rp. 10.000/US$, artinya membeli US$ 1 diperlukan Rp.
10.000, atau Rp 1 = US$ 0.0001. mata uang dapat dikatakan berapresiasi jika
harga mata uang makin mahal, dan dikatakan terdepresiasi jika harga mata uang
murah. Mata uang Indonesiaatau rupiah adalah terdepresiasi terhadap mata
uang Amerika Serikat (dollar).
Keseimbangan Kurs Mata Uang
Ditentukan
oleh interaksi berbagai factor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran mata
uang, antara lain:
1. Laju inflasi
2. Tingkat
pendapatan
3. Tingkat bunga
4. Kontrol
pemerintah
5. Pengharapan
pasar
Pemahaman mekanisme pembentukan Kurs
Pelaku
bisnis global harus memahami perubahan dan pembentukan kurs. Tujuannya adalah
untuk mengetahui apakah mata uang itu dalam kondisi berapresiasi atau
terdepresiasi, dan untuk meramalkan perubahan kurs.
Aliran
pembayaran internasional yang mempengaruhi penawaran dan permintaan uang
adalah: (1) perdagangan internasional, dan (2) aliran finansial yaitu investasi
kaum kapitalis global. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pembayaran
internasional adalah: (1) perbedaan laju inflasi, (2) perbedaan pendapatan, (3)
pembatasan transaksi perdagangan, (4) perbedaan suku bunga, dan (5) pembatasan
aliran modal kapitalis global.
5. Pasar Valuta Asing (Valas)
Pasar valuta
asing ialah jual beli valuta asing yang pada umumnya dilakukan melalui
informasi elektronik computer, terdapat di semua negara, berfluktuasi setiap
jam pada setiap hari kerja. Pasar tersebut pada umumnya digunakan untuk
spekulasi atau “judi” kaum kapitalis. Fungsi pasar valas adalah: (1) transfer
daya beli, (2) penyediaan kredit: L/C dan banker’s acceptance, (3) minimisasi
risiko: hedging (pengamanan), forward.
Para partisipan
dalam pasar valas adalah: 91) bank dan non-bank yang bertindak sebagai dealer,
(2) individu dan perusahaan yang melakukan transaksi perdagangan dan investasi,
(3) spekulan dan arbiter, (4) bank sentral, (5) pialang valas.
Tipe-tipe
transaksi yang dilakukan dalam pasar valas adalah: (1) transaksi spot: nilai
tukar saat transaksi terjadi, (2) transaksi forward: valas diserahkan masa
y.a.d. (3) transaksi swap: terjadi di pasar antar bank yaitu pembelian dan
penjualan valas secara bersamaan, beli dan jual pada tanggal yang berbeda, mak
adisebut spot against forward type.
Dalam
pasar valas harus dibedakan antara kurs, kuotasi, pasar sport, pasar forward,
pasar future, dan pasar opsi. Kurs ialah nilai tukar valas,
harga mata uang yang dinyatakan dalam mata uang lain. Kuotasi ialah
kesediaan untuk membeli atau menjual valas pada tingkat harga yang belraku.
Jenis kuotasi ialah:
1. Kuotasi langsung
dan tidak langsung.
2. Cara eropa dan
amerika
3. Kuotasi beli dan
jual (bid and offer quotations)
4. Menyatakan
kuotasi forward dengan basis poin
5. Kuotasi forward
dalam presentase
6. Kurs silang
6. Paritas Daya Beli (Purchasing
Power Parity)
Paritas
daya beli lazim disebut hokum satu harga yaitu: (1) law of one price,menjelaskan
hubungan antara nilai tukar dan harga komoditas, (2) komoditas yang sama akan
memiliki harga yang sama pula walaupun dijual di tempat yang berbeda, (3)
contoh: harga gula di Indonesia Rp. 5.000 kg, di AS US$ 0.5, maka paritas daya
beli = Rp. 5.000
7. Paritas Tingkat Bunga (Interest
Rate Parity)
Paritas
tingkat bunga adalah hukum satu satu harga di pasar uang. Paritas tingkat bunga
(PTB) sama dengan paritas daya beli (PDB), bedanya PTB berlaku di pasar
sekuritas (uang), sedangkan PDB berlaku di pasar barang. Investor dapat memilih
investasi di dalam negeri atau di luar negeri tergantung tingkat bunga. Jika
tingkat bunga dalam negeri lebih tinggi daripada di luar negeri ditambah premi
atua diskon kurs forward tahunan, maka investor memilih investasi di dalam
negeri, dan sebaliknya.
Jika
investor investasi di luar negeri, mereka menghadapi risiko perubahan kurs,
maka mereka harus mengadakan kontak forward. PTB unsur pokoknya adalah
perbedaan tingkat bunga dan premi kurs forward.
8. Hedging, Arbitrasi, Spekulasi
Hedging
ialah tindakan untuk membantasi risiko dan eksposur. Hedging dapat melalui
pasar forward, misalnya:
1) PT. ABC
Indonesia membeli baran gdari PT X AS US$ 1 juta
2) Pengiriman 2
bulan setelah order diterima dan pembayaran 1 bulan setelah barang diterima.
3) Jadi US$ 1 juta
harus dilakukan tiga bulan sejak order diserahkan.
4) Untuk
menghilangkan ketidakpastian nilai tukar Rp. Terhadap US$ tiga bulan y.a.d PT
ABC membeli US$ 1 juta di pasar forward @ Rp. 5.180/$
5) Ramalan nilai
spot Rp/$ selama lima bulan adalah Rp. 5.000, Rp. 5.100, Rp. 5.200, Rp. 5.300
dan Rp. 5.400
6) Artbitrase ialah
tindakan pembelian atau penjualan komoditi (termasuk valuta asing) di suatu
tempat, dan pada saat yang bersamaan menjual atau membeli kembali komoditi di
tempat lain, pada tingkat harga yang menguntungkan.
1) Arbitrase timbul
karena ada perbedaan harga untuk suatu komoditi yang sama
2) Arbitrase
menyamakan harga komoditi di berbagai tempat
3) Selisih harga
adalah besarnya biaya transaksi
Spekulasi usaha meraih keuntungan melalui perdagangan
valuta asing yang didasarkan pada perdagangan valuta asing yang didasarkan pada
pengharapan terhadap nilai tukar mat auang dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sartono, Manajemen Keuangan International,
BPFE Yogyakarta, 2001
Darsono, Manajemen Keuangan Pendekatan
Praktis; Kajian Pengambilan Keputusan Bisnis Berbasis Analisis Keuangan, Jakarta:
Diadit Media, 2007
Hamdy Hady, Valas Untuk Manajer,
Ghalia Indonesia Jakarta,1999
M. Faisal, Manajemen Keuangan Internasional, Salemba
Empat, 2001

Tidak ada komentar:
Posting Komentar